KENDALI – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan tengah merancang program penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Langkah ini dimulai dengan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) bersama sejumlah pemangku kepentingan, termasuk organisasi konservasi Burung Indonesia, di Kantor Wali Kota, Selasa (28/5).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tidore, Muhammad Sjarif, mengatakan bahwa Tidore merupakan salah satu wilayah yang dianugerahi kekayaan hayati yang unik dan strategis, baik dari segi flora maupun fauna.
“Keanekaragaman hayati di Tidore sangat berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat. Maka penting bagi kami untuk mulai menyusun profil yang dapat menjadi rujukan kebijakan dan pelestarian ke depan,” ujarnya.
Menurut Sjarif, terdapat dua wilayah kunci di Tidore yang menjadi pusat keanekaragaman hayati dan membutuhkan perhatian khusus. Karena itu, penyusunan profil ini dianggap penting untuk mendukung visi dan misi Wali Kota Tidore menuju kota yang Nyaman, Aman, Ramah, dan Berkelanjutan.
FGD yang digelar hari ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Dinas Kehutanan, pengelola Kawasan Konservasi Aketajawe, Burung Indonesia, serta komunitas pegiat lingkungan dan diving. Beberapa rekomendasi penting yang muncul antara lain:
Pembentukan Tim Terpadu melalui SK Wali Kota Penyusunan kajian ilmiah terkait biodiversitas Tidore Perumusan regulasi dan usulan Perda Keanekaragaman Hayati
“Kita targetkan tidak hanya dokumentasi, tetapi juga ada regulasi sebagai payung hukum dalam menjaga kelestarian hayati Tidore,” tambahnya.
Profil ini nantinya akan mencakup seluruh potensi hayati, dari spesies endemik tumbuhan, satwa liar, hingga ekosistem laut. Identifikasi ini diharapkan tidak hanya mendukung konservasi, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan ekowisata dan riset akademik.
FGD hari ini disebut sebagai tahap awal yang akan ditindaklanjuti dengan pengumpulan dan verifikasi data berbasis ilmiah. Keterlibatan akademisi, komunitas lokal, serta penggiat lingkungan dinilai krusial dalam menjaga akurasi dan keberlanjutan program ini.