News

Merayakan Kemerdekaan Indonesia ke 80 King Laef dan D’Facto Lantunkan Syair Lewat Pesan Kie Raha Menggugat; Bebaskan 11 Warga Maba Sangaji

618
×

Merayakan Kemerdekaan Indonesia ke 80 King Laef dan D’Facto Lantunkan Syair Lewat Pesan Kie Raha Menggugat; Bebaskan 11 Warga Maba Sangaji

Sebarkan artikel ini
D'facto dan King Laef

kendali – Dua musisi sekaligus Penyair asal Maluku Utara D’Facto dan King Laef di momen spesial Hari Kemerdekaan Republik ke 80 Tahun mengeluarkan penggalan Kritik pedas melalui lantunan Syair puisi Kie Raha Menggugat.

Syair tersebut menyuarakan isu-isu sosial yang terjadi di Maluku Utara, termasuk harapan mereka soal pembebasan 11 Masyarakat Adat Maba Sangaji.

Musisi D’Facto menyampaikan persoalan 11 masyarakat Adat Maba Sangaji sudah jelas, mereka bukan preman. Mereka hanya melindungi tanah mereka dan tanah adat sendiri. Tuduhan yang tidak sesuai dengan kejadian di lapangan.

“Kasus ini sudah sortil soal pentingnya perlindungan hak-hak masyarakat adat atas tanah dan lingkungan mereka. Banyak pihak yang mendesak pemerintah untuk lebih adil dalam menangani konflik antara masyarakat adat dan perusahaan tambang. Proses sidang secara virtual saja sudah banyak yang kritisi,”tutur Adin, sapaannya.

Adin juga menjelaskan dalam musikalisasi Kie raha menggugat ini, kami mengangkat tentang rentetan masalah yang ada di Maluku Utara (Malut),”tong yang bukan apa-apa cuman hobi dan suka pada seni dan musik sengaja menunggu momentum 17 agustus untuk suarakan hak 11 warga adat di Maba Sangaji juga beberapa desa yang akan jadi target agenda pusat dan para investor,”terangnya.

“Torang cuman mewakili suara suara kecil yang mungkin dong hanya mampu cerita di teras-teras rumah, maki-maki di lorong lorong kecil, nah kebetulan yang suka seni, musik, sastra dan punya pengikut di media sosial maka tong agendakan untuk suarakan ini, Adin menambahkan soal Maluku Utara kami harapkan cuman bebaskan 11 masyarakat adat maba sangaji,”pungkasnya.

Disisi lain Ling Laef juga merespon ketika konfirmasi ia menyampaikan sebulan lalu ketika viral soal tagar save raja ampat, Kami dan D’Facto respon untuk keluarkan karya save Raja Ampat. Lalu dihari yang sama tercetus ide kami berdua janji akan kembali di bulan Agustus tahun 2025, tepat di hari kemerdekaan untuk suarakan soal 11 pejuang Maba Sangaji yang sekarang mereka punya kemerdekaan di belenggu oleh jeruji yang semua itu ulah penangkapan licik antar pihak perusahan dan kepolisian. Sebab kami berdua percaya, kami berhutang budi pada perlawanan 11 tahanan ini. Mereka melawan karna tanah mereka terancam.

”yang biking tong lebih terpukul dan malu ada tamang bae satu orang Ternate namanya Akes yang ada diantara 11 warga yang ditahan itu,”ungkapnya.

“Maka wajib tong suarakan dan kasih panjang nafas perjuangan,”terangnya.

King menambahkan kata-kata tara bisa pengaruhi pengadilan, kata-kata juga tara bisa ubah pihak keamanan yang brutal menjadi yang seharusnya. Tapi setidaknya masyarakat luas mesti tahu, kalau di Maluku Utara di Halmahera Timur, Maba Sangaji, ada 11 Masyarakat adat yang masih ditahan di rutan.

“Puisi Kieraha menggugat adalah akumulasi permasalahan daerah-daerah kabupaten yang lingkungannya telah dihancurkan dan dirusak oleh invasi pertambangan, termasuk 11 warga Maba Sangaji yang kami tunjukan bahwa kami masih tetap tegak pada perlawanan,”pungkasnya.

Bagi yang ingin mengakses silahkan mengunjungi link di Youtube D’Facto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *