Kendalikek

Screening Kololi Kie: Menyebarkan Nilai Anti Korupsi Lewat Seni ke Empat Wilayah dan Enam Sekolah di Ternate

109
×

Screening Kololi Kie: Menyebarkan Nilai Anti Korupsi Lewat Seni ke Empat Wilayah dan Enam Sekolah di Ternate

Sebarkan artikel ini
Lokasi penonton Screening Kololi Kie di XXI Jatiland Mall Ternate

Kendali –  Screening Kololi Kie ( keliling Gunung ), sebuah inisiatif inspiratif dari komunitas Maraya Story Lab, sukses membawa tema “Ber(Layar) Menyebarkan Kebaikan Nilai Anti Korupsi Lewat Seni” ke berbagai lokasi di Ternate. Sebagai salah satu pemenang dari 9 besar nasional, proyek ini berhasil memperoleh dukungan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangkaian Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST – SinemAksi 2024) untuk memperingati satu dekade kampanye anti-korupsi melalui seni.

Empat Titik Screening untuk Masyarakat Luas

Screening Kololi Kie diadakan dari 19 hingga 24 Oktober 2024, di empat lokasi strategis: Kampung Fitu, Takome, Pulau Hiri-Tomajiko, dan XXI Jatiland Mall. Setiap pemutaran film bertujuan untuk mengedukasi sekaligus menghibur, menjadikan film sebagai medium efektif dalam menyampaikan pesan anti-korupsi. Acara ini diisi dengan pemutaran film lokal Ino To Kodiho yang diproduksi oleh komunitas Arc Screenplay bersama pemuda-pemudi Ternate, serta sejumlah film KPK yang memiliki kesamaan tema.

Antusiasme di Enam Sekolah: Menyentuh Dunia Pendidikan

Screening Kololi Kie juga disambut hangat di enam sekolah di Ternate, yaitu SMP IT AL Bina, SMA IT Al Bina, SD IT Al Bina, SMP IT Nurul Hasan, SMA Nurul Hasan, dan SMP Muhammadiyah. Dari 29 hingga 31 Oktober 2024, pemutaran film di sekolah-sekolah ini memberikan wawasan penting tentang integritas dan nilai-nilai anti-korupsi sejak dini. Dalam salah satu video testimoni, seorang guru dari SMP IT Nurul Hasan menyampaikan rasa terima kasihnya, mengatakan,

‘’Dengan adanya kegiatan ini, anak-anak jadi tahu tentang betapa pentingnya nilai anti-korupsi bagi kehidupan serta jenis atau tindakan korupsi kecil yang berakibat besar. Semoga kegiatan yang serupa bisa diadakan di tahun-tahun berikutnya,’’tutur salah satu komunitas dari Maraya Story Lab, kemarin ( 5/11/2024).

Mentor Film Ino to Kodiho Angkasa Ramadhan juga menambahkan Film sebagai media penyebaran kritik sosial telah dilakukan sejak lama dikarenakan oleh nilai hiburannya yang tinggi dan bisa menjangkau masyarakat luas secara masif. 

Penggunaan film sebagai medium kritik sosial telah dilakukan sejak lama. Bahkan dalam sejarah perkembangannya, film dijadikan alat propaganda untuk menyetir ideologi tertentu kepada masyarakat. 

”Sejatinya, apa yang terkandung dalam narasi penceritaan film juga memiliki kekuatan besar untuk menyuarakan suatu hal yang penting diketahui oleh masyarakat, baik yang populer disebut sebagai sebuah pesan moral, penyebaran kebaikan, sebuah pertanyaan, maupun kritik sosial. Disinilah letak dimana film dapat menjadi medium untuk menyebarkan pesan-pesan anti korupsi kepada masyarakat luas,”tuturnya.

 Namun perlu digaris bawahi, bahwa film merupakan salah satu bentuk storytelling yang bergerak melalui kacamata karakter dalam cerita yang sedang menghadapi suatu masalah atau berada dalam situasi unik.

Dengan sambutan yang sangat positif ini, Maraya Story Lab berharap acara ini dapat terus menginspirasi pelajar dan masyarakat Ternate dalam memerangi korupsi melalui kreativitas seni. Mari bersama-sama menyebarkan kebaikan dan nilai anti-korupsi demi masa depan yang lebih baik. (guh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *