kendali – Meningkatnya tren clothing di pasar penjualan Maluku Utara membuka peluang besar bagi produk lokal untuk bersaing. Kondisi ini memberi angin segar bagi para pelaku usaha fashion yang bergerak di bidang desain pakaian.
Salah satu brand lokal yang konsisten berkarya, KaosKado, kembali menghadirkan dua desain terbaru mereka. Rilisan ini tak hanya hadir sebagai produk pakaian, tetapi juga sarat dengan pesan simbolik yang merefleksikan kondisi sosial Maluku Utara.
“Dua desain artikel yang kami keluarkan bercerita soal keadaan sosial di Maluku Utara. Representasinya kami tuangkan lewat karya ini,” ujar Adrian Mantara, Owner KaosKado, Senin (8/9/2025).
Adrian menegaskan, KaosKado bukan sekadar menjual baju. Melalui desainnya, mereka ingin berbagi pesan-pesan sosial agar masyarakat juga memahami apa yang sedang terjadi di daerah. Dalam edisi terbaru ini, KaosKado berkolaborasi dengan brand Kapita, sebagai upaya memperluas akses pasar dan membangun jaringan mitra kolaboratif.
Nama KaosKado sendiri diambil dari bahasa lokal, yang berarti kaos (pakaian) dan kado (printilan dengan pesan tersembunyi). Brand ini telah bertahan selama 10 tahun di industri clothing.
“Kami memulai semuanya dari Yogyakarta. Setelah melalang buana, kami akhirnya kembali ke Maluku Utara dan berkarya di sini,” tambah Adrian.
Ia juga menegaskan bahwa konsistensi KaosKado ada pada desain dengan isu-isu sosial serta simbol-simbol yang merefleksikan karakter brand mereka. Produk yang ditawarkan pun masih segmented, menyasar konsumen yang kritis dan peduli pada wacana sosial.
“Berkarya harus kritis terhadap wacana. Jika akhir-akhir ini Pestapora saja mendapat kritik, mengapa tidak bagi mereka yang berkarya lewat clothing? Artinya, tidak semua soal pakaian, tetapi juga kesadaran sosial,” tegas Adrian.
KaosKado pun berkomitmen menjaga keseimbangan antara lifestyle dan gagasan. “Clothing harus tetap beriringan dengan kesadaran sosial,” pungkasnya.
Rilisan terbaru KaosKado kini sudah dapat diakses melalui akun Instagram resmi mereka.