Pop Culture

Loela Drakel: Suara  Legenda dari Timur

163
×

Loela Drakel: Suara  Legenda dari Timur

Sebarkan artikel ini
Loela Drakel. Foto/Istimewah

Loela Drakel adalah salah satu nama besar dalam lanskap musik Indonesia Timur, khususnya Maluku Utara. Lahir dari rahim tanah yang sarat nilai dan luka, ia dikenal luas lewat lagu ikoniknya “Aku Ini Bukan Pintu”—sebuah balada yang tidak sekadar menyuarakan perasaan, tapi menggugat nalar dan hati.

Lagu tersebut meledak bukan karena irama semata, tetapi karena liriknya yang tajam dan puitis: “Aku ini bukan pintu / engkau mestinya tahu / tak selamanya aku terbuka…”—ungkapan yang menyiratkan batas-batas perasaan dan martabat perempuan dalam relasi yang tak sehat. Loela bukan hanya menyanyi, ia bersyair dalam bentuk luka yang bisa dirasakan siapa pun.

Karier musiknya bermula dari panggung-panggung kecil dan festival lokal di Ternate dan sekitarnya pada era 1980-an. Suara khas dan pembawaannya yang penuh penghayatan membuatnya cepat dikenal di lingkaran musisi Maluku. Dari situ, perlahan ia membangun reputasi sebagai penyanyi yang tidak hanya kuat secara vokal, tetapi juga dalam membawakan tema-tema personal dan sosial, terutama dari perspektif perempuan.

Selain dikenal lewat lagu-lagu pop puitis berbahasa Indonesia, Loela juga banyak merilis karya dalam bahasa daerah. Lagu seperti “Ina Ngofa”, “Toma Malingi”, dan “Gosale” (bahasa Ternate-Tidore) adalah bentuk cintanya terhadap akar budaya. Tak berhenti di Maluku Utara, ia juga menyanyikan lagu berbahasa Sula seperti “Eya” dan “Pagama”, yang sarat pesan etnografis dan melodi tradisi lokal. Dari Manado, ia pernah mengangkat lagu “Ngana Pigi Kamari”, sementara dari Papua, suaranya hadir lewat tembang “Yahimko” dan “Sajojo”, yang ia daur ulang dengan sentuhan khas timur yang lembut namun menggugah.

Dengan aransemen sederhana dan emosional, Loela menjadikan bahasa ibu sebagai kendaraan estetika dan identitas—sekaligus jembatan antara tradisi dan modernitas. Ia merawat memori kolektif, menghidupkan ruang budaya yang kerap terpinggirkan dalam industri musik arus utama.

Kiprah Loela melampaui sekadar penyanyi. Ia adalah penjaga ruang rasa, peracik kata dan nada, yang menjadi pelipur lara banyak hati. Dalam kultur Maluku Utara, namanya menjelma sebagai simbol perlawanan sunyi dan kekuatan perempuan. Di balik suara lembutnya, Loela menyimpan kekuatan penyembuh—bagi sesama, bagi tanah kelahirannya, dan bagi mereka yang dikhianati cinta.

Hari ini, meski generasi berganti, lagu-lagunya tetap hidup di bibir rakyat. Loela Drakel adalah legenda—bukan hanya karena suaranya, tetapi karena ia adalah cerita.

Sumber:

  • Asgar Saleh, “Loela Drakel: Aku Ini Bukan Pintu.” (2023).
  • Wawancara dan arsip rekaman musik tradisi Loela Drakel di kanal YouTube dan komunitas musik Maluku Utara.
  • Dokumentasi lisan komunitas seni Ternate dan Tidore (2022–2024).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *