Pop Culture

Industri Clothing Lokal Maluku Utara: Dari Masa Keemasan Menuju Kebangkitan Baru

4
×

Industri Clothing Lokal Maluku Utara: Dari Masa Keemasan Menuju Kebangkitan Baru

Sebarkan artikel ini
Ian, salah satu pegiat clothing lokal dan pendiri SLAK.LTD di Ternate, meyakini pentingnya membangun brand berbasis nilai dan identitas lokal. Baginya, kebangkitan clothing di Maluku Utara bukan sekadar tren fesyen, tapi gerakan budaya yang harus dijaga.

Kendali – Industri clothing di Maluku Utara, khususnya di Ternate, pernah mencapai masa emasnya antara 2016–2018. Kala itu, brand lokal seperti Velmerd, SLAK.LTD, Doctor Crazy, Tabaos, Goods, hingga Radsa Miharbi tumbuh dari semangat kolektif anak muda yang ingin merancang identitas gaya dari daerahnya sendiri. Namun pandemi COVID-19 menjadi titik kelam: produksi mandek, pasar menyempit, dan banyak brand harus vakum.

Pasca-pandemi, tepatnya sejak 2022, geliat itu kembali terasa. Muncul brand-brand baru seperti EASTLY, Karafela, Manyawa, Kapita, Suanggi.id, Kaos Kado, Aloha, Tgdvibes, _Champonly hingga Tadow Club yang menandai semangat baru. Ian dari SLAK.LTD, salah satu pegiat clothing lokal, menyebut kebangkitan ini sebagai bukti cinta pada produk lokal dan keinginan membangun ekosistem kreatif yang otentik dan mandiri.

Menurut Ian, event-event clothing yang digelar di Ternate menjadi ruang temu penting untuk berbagi wawasan, membaca pasar, dan membangun kesadaran bersama. “Brand tak cukup hanya tampil keren, ia harus bisa bicara—tentang tempat asalnya, nilai-nilainya, dan apa yang membuatnya berbeda,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya membangun branding dan storytelling yang kuat, agar brand lokal tidak hanya hidup di konten visual, tapi juga dalam narasi yang menyentuh.

Kolaborasi, lanjut Ian, harus menjadi fondasi utama. Para pelaku brand lokal perlu saling menopang, berbagi kanal produksi, serta menjalin jejaring dengan komunitas kreatif lintas sektor. Spirit kolektif yang dulu menguatkan, perlu dihidupkan kembali dengan cara yang lebih strategis.

Dengan segala tantangan dan potensi yang ada, geliat industri clothing di Maluku Utara hari ini adalah refleksi semangat anak muda untuk membangun identitas dari tanah sendiri. Jika dikelola dengan konsisten, kolaboratif, dan strategis, bukan mustahil Ternate menjadi poros kreatif baru dari Timur—bukan pelengkap tren nasional, tetapi penanda arah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *