Opini

Anak Muda Bikin Apa?

54
×

Anak Muda Bikin Apa?

Sebarkan artikel ini
Teguh Barakati.

Teguh Barakati – Penulis Lepas

Ketika ruang diberikan sebagai wadah untuk memajukan kota. Maka semua kemajuan kota bisa dibuktikan dengan bagaimana pergerakan itu dimulai. Baru baru ini- Beberapa anak muda yang diberikan kesempatan oleh Walikota Tidore dalam kegiatan Apeksi di Surabaya. Kegiatan tersebut membawa kota Tidore menyabet juara 2 dalam Event Indonesia International Art Festival dari 98 Kota Di Indonesia.

Citra juara itu – Benar bagian dari sebuah prestasi anak muda yang akan terus berbenah untuk kotanya, namun sebenarnya kita juga harus mengambil ekosistem sebagai bagian dari navigasi masa depan kota Tidore. Tentu tidak muda; bagaimana peran bonus demografi dan mengosongkan pikiran untuk selaras dengan kemajuan kota.

Kita pasti memerlukan ide, gagasan, dan juga perspektif. Kemajuan kota itu dimulai dari pertanyaan dasar, misalnya Anak muda bisa apa ? Anak muda bikin apa? Dua pertanyaan itu bisa sharing ketika keotentikan berpikir akan dimulai. Objeknya banyak, ada berbagai kecenderungan, misalnya bagaimana merespon kebudayaan, bagaimana merespon kreatif, bagaimana merespon identitas, agar wadah itu bisa menempatkan peran dan posisinya masing-masing, apa keahlian yang bisa engkau bagikan? Saya percaya jika turunan itu tidak bisa di imbangi maka kita akan terjebak pada ruang-ruang dilema untuk membangun narasi kota.

Pemerintah Kota Tidore akhirnya memberikan wadah kepada anak muda untuk berkreasi, memberikan stimulus, mendata, menginventarisir, meriset, untuk merespon narasi kota. Kelemahan kita; ada pada narasi, semua anak muda akan berbondong-bondong memberikan wajah kota melalui Event-event, tapi kita juga butuh dirumuskan bagaimana membangun, bagaimana anak muda melihat kotanya sendiri?

Banyak wadah yang akan kita respon Terhadap kota kita masing-masing; tetapi perlu kita pahami ada juga tantangan untuk memajukan kota kreatif merujuk pada buku Ekadasa ICCN Misalnya; pertumbuhan ekonomi, anggaran pengelolaan, infrastruktur dan ruang publik, lingkungan, edukasi, teknologi dan data, hunian warga, kesehatan warga, dan keamanan warga. Tantangan ini perlu di jawab.

Di Indonesia yang tergabung dalam jejaring kota-kota kreatif dunia ; diantaranya, Kota Pekalongan, Kota Bandung, Kota Ambon, Kota Surakarta, Kota Jakarta. Semua kota kota itu pasti dimulai dari bagaimana mereka merespon kota mereka sendiri.

Di Tidore Ketika Walikota Tidore melakukan kunjungan ke Malang Creative Center; bersama komunitas Ruang Tengah, ini menjadi satu langkah maju untuk kita sama-sama berpikir apa keberlangsungan peta jalan kota kota kreatif di Tidore. Tentu pemerintah juga memerlukan riset untuk menopang itu semua.

Tugas komunitas adalah melakukan Roadmap, peta jalan dan riset, sementara pemerintah memerlukan kebijakan dan peraturan daerah untuk mendukung pengembangan kota.

Keperluan- keperluan pembangunan kota harus disesuaikan dengan arah kebijakan kota; Jika Visi-misi Walikota sudah searah dinas dinas tentu, maka tugas komunitas lebih mudah untuk membangun branding kota, misalnya; visi-misi Walikota yang terfokus pada 3 komponen yaitu ; pertanian, kelautan, pariwisata, maka peta jalan semestinya mengikuti kebijakan tersebut; sehingga semua hasil dikeluarkan oleh pemerintah melalui kebijakan tepat sasaran.

Maka dari itu harapan kami dibawa kepemimpinan Walikota Muhammad Senin, dan Wakil Walikota Ahmad Laiman, ruang-ruang kreatif semakin dibuktikan. Sebagai anak muda, kami akan juga perlu berhati-hati terhadap tantangan ini. Yang terpenting bagaimana kita sama-sama mengawal kota ini agar kedepan bisa dikenal dunia. Dan tanda-tanda itu semakin nyata kita terlihat.

Mungkin satu pertanyaan awal yang sudah penulis singgung di atas- Anak muda bisa apa? Anak muda bikin apa? Dimulai dari cara kita menurunkan Ego kita masing-masing, dan fokus pada apa sedang kita buat untuk kota ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kendali Banner