News

Ustadz Saleh Yasin: Perjalanan Isra Mi’raj Adalah Perintah untuk Melaksanakan Salat

59
×

Ustadz Saleh Yasin: Perjalanan Isra Mi’raj Adalah Perintah untuk Melaksanakan Salat

Sebarkan artikel ini
Ustadz H. Saleh Yasin

Kendali- Inti dari perjalanan Isra Mi’raj adalah perintah untuk melaksanakan salat bagi umat Muslim. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tidore Kepulauan, Al-Ustaz H. Saleh Yasin, saat menyampaikan hikmah Isra Mi’raj yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan di Sentra IKM Tugulufa, Kamis (30/1/2025).

Ustaz Saleh Yasin menjelaskan bahwa Isra dan Mi’raj merupakan mukjizat kedua setelah Al-Qur’an. Peristiwa ini terjadi pada tahun 612 Masehi, dan ketika Rasulullah SAW kembali dari perjalanan tersebut, beliau dituduh sebagai pendusta besar. Saat itu, pendekatan logika maupun sains belum secanggih sekarang untuk membuktikan kebenaran peristiwa tersebut.

“Kecuali dengan pendekatan iman, perjalanan Isra dan Mi’raj yang dilakukan Rasulullah SAW adalah perjalanan yang sangat jauh. Bahkan di kalangan empiris dan rasionalis, banyak yang membantahnya. Kecepatan perjalanan Rasulullah SAW melebihi cahaya, dan hanya beliau yang mampu melakukannya dalam waktu yang sangat singkat,” jelasnya.

Ustaz Saleh Yasin juga menegaskan bahwa inti dari perjalanan Isra dan Mi’raj adalah perintah salat. Jika ibadah lain seperti puasa, zakat, dan haji disampaikan melalui perantara, maka perintah salat diterima langsung oleh Rasulullah SAW tanpa perantara, meskipun percakapannya terjadi di balik tabir.

“Hal ini menunjukkan betapa pentingnya salat. Oleh karena itu, ibadah yang paling tinggi dari semua ibadah adalah salat, dan amalan yang paling utama adalah salat. Salat tidak dapat digantikan dengan amalan lainnya karena ia merupakan perpaduan antara dua dimensi, yaitu jasadiyah (fisik) dan ruhiyah (spiritual),” imbuhnya.

Ia juga mengingatkan bahwa jika salat hanya dilakukan sebatas gerakan fisik, maka nilainya tak lebih dari sekadar olahraga dan tidak akan menyentuh aspek batin. Akibatnya, salat yang dilakukan hanya sebagai rutinitas gerakan tidak akan mampu mencegah seseorang dari perbuatan tercela.

“Padahal, dalam Al-Qur’an sudah ditegaskan bahwa salat dapat menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar. Oleh sebab itu, marilah kita melaksanakan salat dengan penuh keimanan dan kekhusyukan, agar dapat menjadi benteng dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kendali Banner