Kendali – Kekalahan Malut United saat menjamu Madura United di kandang sendiri kembali menambah daftar panjang hasil buruk tim di Liga 1 musim ini. Bertanding di hadapan ribuan suporter di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, pada Jumat (1/10/2025), Malut United sebenarnya menguasai jalannya pertandingan. Namun, mereka harus kebobolan di menit akhir melalui serangan balik cepat yang dimaksimalkan oleh striker Madura United, Youssef Ezzejjari, pada menit ke-85.
Hasil ini semakin menegaskan performa tidak konsisten Malut United. Dari lima laga kandang yang telah dimainkan, tim hanya mampu meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan. Statistik ini menjadi cerminan situasi genting yang memunculkan keresahan di kalangan suporter. Mereka mulai mempertanyakan kapasitas pelatih kepala, Imran Nahumarury, untuk membawa tim keluar dari keterpurukan. Desakan agar Imran mundur dari jabatannya pun semakin kencang disuarakan oleh para pendukung setia klub.
Salah satu kelemahan utama yang terus berulang di setiap pertandingan Malut United adalah pola permainan yang monoton dan mudah ditebak. Kekalahan di kandang saat melawan Madura United menggarisbawahi ketidakmampuan Imran dalam membaca situasi permainan dan melakukan penyesuaian taktik. Transisi antara menyerang dan bertahan kerap terlihat berantakan, menandakan kurangnya koordinasi serta implementasi strategi yang efektif.
Lini pertahanan Malut United juga menjadi titik lemah yang sering dimanfaatkan lawan. Kerap kehilangan konsentrasi, pertahanan tim mudah ditembus. Sementara itu, lini serang tidak mampu memanfaatkan peluang secara maksimal. Produktivitas gol yang rendah menjadi masalah utama yang belum teratasi. Sebagai pelatih, Imran bertanggung jawab penuh atas ketidakseimbangan ini.
Pada akhir laga, suporter meneriakkan “Imran out” yang menggema di tribun hingga menimbulkan ketegangan di luar Stadion Gelora Kie Raha.
Marco, salah satu anggota ultras North Moluccans Boys, mengungkapkan bahwa kepelatihan harus segera dievaluasi, mengingat Malut United masih berada dalam ancaman zona degradasi.
“Dengan komposisi pemain Malut United di putaran kedua ini, seharusnya tim mampu bersaing di 10 besar. Dengan kualitas pemain yang ada, apalagi Madura United saat ini berada di posisi degradasi, masa kita kalah di kandang sendiri? Imran wajib mundur,” tegas Marco.
Marco juga menyampaikan aspirasi kepada manajemen bahwa suporter adalah elemen penting dalam perjalanan Malut United dari Liga 2 hingga Liga 1.
“Ketika suporter mulai kehilangan kepercayaan kepada pelatih, dampaknya bisa meluas hingga memengaruhi kinerja tim di lapangan. Kekalahan beruntun dan performa buruk telah membuat banyak pendukung Malut United mempertanyakan kemampuan Imran. Jika suasana negatif ini terus berlanjut, moral para pemain dikhawatirkan akan semakin terpengaruh,” pungkasnya.
Malut United sebenarnya memiliki skuad bertabur bintang yang cukup kompetitif untuk bersaing di Liga 1. Namun, potensi besar ini tidak dimaksimalkan oleh Imran. Dalam banyak pertandingan, ia sering terlambat melakukan rotasi pemain. Beberapa pemain dengan performa tinggi, seperti Frets Butuan dan Rifal Lastori, justru sering dicadangkan tanpa alasan yang jelas. Akibatnya, potensi serangan tim tidak dioptimalkan, yang berujung pada minimnya kreativitas dan efektivitas permainan.
Imran Nahumarury mundur dari kepelatihan akan menjadi solusi yang membawa dampak positif bagi Malut United. Pergantian pelatih sering kali memberikan angin segar, baik dari segi motivasi pemain maupun pendekatan taktik. Dengan pelatih baru yang mampu memanfaatkan potensi skuad secara maksimal, Malut United memiliki peluang besar untuk bangkit dan memperbaiki posisinya di klasemen.
Sebagai pelatih kepala, Imran memiliki tanggung jawab moral untuk mengakui keterbatasannya dalam situasi ini. Jika ia merasa tidak mampu lagi meningkatkan performa tim, langkah mundur merupakan tindakan terhormat yang menunjukkan integritas serta kepeduliannya terhadap masa depan klub.
Mengundurkan diri sebagai pelatih kepala bukanlah keputusan yang mudah. Namun, dalam kasus Imran Nahumarury, langkah ini mungkin menjadi solusi terbaik untuk mengakhiri situasi sulit yang dihadapi Malut United. Klub membutuhkan pelatih baru yang mampu memberikan inovasi taktik dan meningkatkan moral tim.