News

Tradisi Gotong Royong Masyarakat Gurabunga Menyambut Panen Cengkih

100
×

Tradisi Gotong Royong Masyarakat Gurabunga Menyambut Panen Cengkih

Sebarkan artikel ini
Gotong Royong Masyarakat Gurabunga
Foto : Istimewah | Masyarakat Gurabunga saat membersihkan jalan menuju kebun cengkih

Kendali – Tradisi gotong royong sudah menjadi akar dari kebudayaan orang Indonesia, dimulai dari berbagai aktivitas yang melekat dengan keberlangsungan masyarakat, di Gurabunga Tidore Kepulauan, Maluku Utara, masih menjaga tradisi gotong royong sebagai pijakan aspek sosial, dimulai dari kegiatan sosial, ritus, hingga tradisi panen cengkih.

Pemuda Gurabunga Safril Muhamad ketika konfirmasi menyampaikan, tradisi gotong royong sudah sangat kental di masyarakat Gurabunga, dari berbagai macam aspek yang sifatnya harus kerja sama, pasti ada gotong royong. Misalnya, kerja bakti kase bersi jalan dari perbatasan kampung bagi yang laki-laki, yang perempuan menyapu di dalam kampung, itu cakupannya umum. Tapi ada gotong royong yang melibatkan marga-marga tertentu, Kalau ada perbaikan rumah adat tertentu pasti ada marga di rumah adat itu bersama gotong Royong.

‘’Jadi kalau ada hajatan atau kerja di Gurabunga keluarga atau rumah terdekat pasti terlibat, sesibuk apa pun, pasti luangkan waktu untuk terlibat, ’’tuturnya, Kamis (18/7/2024).

Selain itu, ⁠terkait dengan momen panen cengkih ada banyak hal baik dari kebersamaan masyarakat dalam gotong royong, itu tara bisa hilang, misalnya semua jalan menuju kebun cengkih pasti diperbaiki oleh orang yang punya cengkih, dan dibantu oleh masyarakat.

Misalnya dou gomode, yaitu jalan menuju dou gomode salah satu jalan yang jarang sekali dilewati, jadi di musim cengkih ini masyarakat pasti ada perbaikan. H- 1 minggu mulai panen, itu jalan harus sudah harus bagus untuk lewat. Sistemnya hanya dengan baku bilang (memberikan informasi kepada masyarakat), ada 1 orang yang sudah menyampaikan kepada masyarakat gurabungan kalau ada pembersihan jalan menuju kebun cengkih.

Jadi ada yang baku bilang hari ini tong kase bersi jalan, informasi itu langsung menyebar di masyarakat Yang punya cengkih dan melewati jalan itu. Jadi ketika waktu hari pembersihan jalan langsung semua turun lokasi, dan semua pasti datang dan membersihkan jalan.

‘’Istilah proyek provinsi kasih lebar jalan bikin tangga-tangga jalan, kalau proyek kota berarti kase bersi saja, jadi masyarakat membersihkan jalan sampai di masing-masing punya lokasi cengkih, Tradisi dan gotong royong ini terus mengalir sampai ke anak-anak cucu.

‘’Minggu ini masyarakat sudah panen cengkih, jadi perkampungan akan sunyi, semua masyarakat akan lebih banyak beraktivitas di lokasi kebun cengkih dan itu pasti ramai suara-suara saling bersahutan, sembari memetik cengkih,’’ tutupnya. (guh)

Peliput : Teguh Tidore
Editor : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *