Kendalikek

Industri Coffee Shop di Ternate meningkat, Perlu Terobosan dan Kolaborasi

75
×

Industri Coffee Shop di Ternate meningkat, Perlu Terobosan dan Kolaborasi

Sebarkan artikel ini
Industri Coffee Shop di Ternate
Suasana Talk Show Pelaku Usaha Coffee Shop

kendali — Perkembangan Industri Coffee Shop di Ternate, Maluku Utara makin meningkat dan menjanjikan, dilihat dari permintaan pasar di Ternate Coffee Shop yang mulai banyak diminati oleh masyarakat.

Owner Coffee Shop Songara Fahlis Ahmad menjelaskan dunia bisnis Coffee Shop yang semakin meningkat ditambah dengan perkembangan dunia digital marketing, jadi kami juga akan mengikuti sesuai dengan trand tersebut, jika dilihat bagaimana industri Coffee sendiri ke depan, sebagai orang sudah lama bergelut dalam dunia perkopian, kami terus berupaya untuk tetap konsisten di industri Coffee namun tidak menutup kemungkinan, banyak manfaat juga dari Coffee itu sendiri misalnya sampah coffee, itu setelah dipakai biasanya langsung dibuang, sebenarnya bisa dikelola menjadi sabun, parfum dan lainnya.

‘’jadi kami terus berupaya berpikir untuk berinovasi mengembangkan, jadi bukan hanya berjualan Coffee tapi bisa lebih explore dari apa bisa dimanfaatkan dari olahan sampah Coffee itu sendiri, ini menjadi PR yang perlu kami capai, ’’tutur Fahlis, Sabtu, ketika ditemui selah event market fast beberapa hari lalu, ( 04/06/2024).

Kami juga berharap Coffee Shop di Maluku Utara juga mampu bersaing menjadi visioner, untuk Coffee Shop yang ada di luar Maluku Utara, terutama untuk songara sendiri, harus menjadi Coffee Shop yang bisa ada dimana-mana kedepan.

Selain itu, untuk bings ( biji kopi ), sejauh ini dalam data statistik yang kami lihat, biasanya untuk Ternate dalam satu kedai bisa distribusi biji kopi mulai dari 100 sampai 200 Kilo, kini meningkat karena memang banyak permintaan, Artinya ada pergeseran gaya hidup, yang dulu orang lebih banyak mengkomsumsi minuman berarkohol kini mulai beralih pada minuman di kedai-kedai kopi.

Di kami sendiri Songara biasanya sangrai biji, dalam 1 bulan 500 kilo jarang sekali bisa habis, sekarang 2 ton dalam 1 bulan itu juga tidak cukup untuk permintaan pasar, ini karena dilihat banyak kedai-kedai juga sudah banyak memakai biji kopi ketimbang kopi saset.

‘’jadi kami sangat opitimis di Ternate kedepan Coffee Shop akan sangat berkembang pesat karena itu data kami temui di lapangan ’’ungkapnya.

Disisi lain Owner Coffee Deepa M. Wahyudi Putra juga menambahkan, untuk melihat industri kopi di Ternate, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, kami selalu merespon bahwa melihat perubahan-perubahan yang begitu cepat, hal utama yang perlu disikapi untuk perkembangan industri Coffee Shop barangkali perlu disiapkan adalah selalu mengevaluasi dalam setiap tahunya, agar kedai kopi terus eksis, jadi tidak butuh lima tahun untuk melihat perubahan industri kopi itu sendiri, melainkan dalam setiap tahunya harus ada yang kita respon atau kembangkan, terutama melihat kelemahan dan kelebihan dari sebuah bisnis kedai kopi.

“Jadi untuk mengukur standarnya ya, kita sudah harus berpikir bagaimana merespon kedai kopi kita untuk melihat ada perubahan apa lagi di tahun depan dan itu harus sama-sama kita sikapi, ’’tuturnya.

Lanjutnya, Yud sapaannya, untuk melihat apakah Maluku Utara sudah memiliki bings ( biji kopi) khas Maluku Utara, kami juga menunggu akan itu, artinya kita juga butuh riset dan mampu melihat kebutuhan dalam mengontrol petani kopi, itu juga harus dilihat, misalnya dari pihak pemerintah atau instansi yang bisa membantu mengontrol para petani kopi di Maluku Utara.

‘’Sehingga kami sebagai pelaku dan industri kopi juga bisa sama-sama mengembangkan secara bersama dari segi bisnis,’’katanya.

Jadi kalau pertumbuhan Coffee Shop sudah bisa dikontrol maka permintaan kopi juga akan berkembang terutama untuk Coffee Shop, jadi kita bisa berkolaborasi, intinya untuk pelaku usaha kedai kopi minimal kita konsisten dan punya kemauan untuk belajar, mencari tau, meriset, apalagi semua hal sudah sangat mudah, tinggal kembali pada kita saja, apakah mau belajar atau tidak dalam berbisnis.

Peliput : Teguh Tidore
Editor : Redaksi